THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Jumat, 09 Desember 2011

Inilah Sekolahku Tercinntaa...

Yah disinalah aku menapaki jalan untuk menuntut ilmu, smk negeri 1 bangil yang terletak di Jl. Tongkol no. 3A bangil-Pasuruan. Aku memulai hari-hariku dengan membawa almamater broadcasting kelas jurusan ku radio 92,0 SMK FM banyak hal yang aku alami disini, selain menjadi seorang penyiar yang handal dan pintar aku juga mendapat pelajaran tentang  menulis naskah siaran yang baik. Mungkin yang ada di benak pembaca saat ini adalah kelas ku hanya menyuguhkan materi tentang siaran saja, saya tekankan disini bahwa yang kelasku juga memberikan keterampilan di bidang membuat film jadi keterampilan dalam berinteraksi dengan banyak sudah terjamin mutu dan kualitasnya oleh jurusan yang ku ambil ini,, hehehe... disekolah ini aku mengembangkan potensi belajarku secara optimal dan maksimal. Siaran on air yang bisa aku pelajari setiap ada pelajaran ON Air di
Weits don't worry kalo kamu-kamu semua yang menganggap setelah lulus ini gak bisa kemana-mana karena hanya lulusan smk, di smk negeri 1 bangil ini kita mendapatkan kreativitas yang tak kalah dengan sekolah-sekolah internasional, hehehe...
Kualitas dan kuantitas yang diperdayakan dis eloh ku tercinta ini sanagtlah menganut sistim kedisiplinan penuh, jadi kalo kamu-kamu ingin menjadi generasi berkualitas ayoo daftar ke siniii...

Sabtu, 26 November 2011

Menjadi diri sendiri kunci dari seorang broadcaster handal

Menjadi Diri Sendiri Kunci Jadi Presenter Handal

Menurut Psikolog dan "Inspiring Publik Speaker" Alexander Sriewijono mengatakan menjadi diri sendiri merupakan kunci untuk menjadi presenter handal seperti Larry King atau Oprah Winfrey.

"Menjadi diri sendiri dan alami apa adanya, itu merupakan kunci kesuksesan presenter terkenal seperti Larry King atau Oprah Winfrey," kata Alexander atau yang akrab dipanggil Alex pada acara bincang-bincang buku panduan berbicara di depan umum "Talk-inc. points" di Jakarta, Kamis.

Talk-inc. points merupakan buku karangannya bersama dengan presenter dan MC Erwin Parengkuan dan Becky Tumewu.

Alex mengatakan orang yang meniru atau "copy cat" karakter orang lain tidak akan pernah bisa berhasil.

Psikolog itu mengungkapkan kesalahan yang sering dilakukan orang ketika berbicara di depan umum adalah tidak jelas (no clear point), tidak runut (no clear flow) dan terlalu detil atau terlalu panjang.

"Pembicara yang baik tahu betul apa yang ingin diutarakan, jangan ngomong mutar-mutar sehingga orang tahu intinya," katanya.

Sedangkan Erwin Parengkuan mengatakan percaya diri dan persiapan perlu dilakukan oleh orang yang ingin sukses berbicara di depan orang banyak.

Sedangkan Becky Tumewu mengatakan bahasa tubuh merupakan hal yang penting untuk menjadi presenter atau ketika berbicara di depan umum, selain berkomunikasi yang benar.

"Sebuah penelitian mengungkapkan 83 persen info yang akan menempel di otak masuk melalui mata. Jadi semua yang berkaitan dengan mimik, dan wajah menjadi penting," katanya.

Dalam buku Talk-inc points Kekuatan Mental, Ketepatan Kata dan Totalitas Bahas Tubuh untuk menjadi Pembicara Profesional itu, Alexander atau yang akrab dipanggil Alex menekan pada aspek emosi dan pola pikir seorang pembicara, serta memberikan kiat-kiat bagaimana berinteraksi dengan audiens.

Sedangkan Erwin Parengkuan mengemukakan tentang pengetahuan dalam hal vokal, bagaimana melatih vokal, bagaimana mengatur kata-kata agar memberikan dampak yang luar biasa bagi audiens.

Becky Tumewu mengungkapkan tentang bahasa tubuh dan brand image, serta memaksimalkan pribadi yang dihargai di panggung maupun luar panggung.
Tiga penulis ini mengklaim buku ini sebagai buku latihan (workbook) disamping teori-teori yang mereka kemukakan tentang berbicara di depan publik.

Erwin mengatakan buku ini diperuntukkan bagi para profesional, pembaca, mahasiswa bahkan ibu rumah tangga yang berminat tampil dan berbicara dengan mengandalkan seluruh kekuatan utnuk menjadi pembicara profesional di setiap "panggung" mereka.(*)

Jumat, 25 November 2011

facebook

cariii temaann yuukkk klik disini

Kamis, 10 November 2011

suka duka penyiar

Bandung Broadcastingschool Menjadi penyiar radio memang sangat menyenangkan, itu menurut kebanyakan yang sudah menerjuni profesi ini Menurut Anda bagaimana? Pertanyaan ini yang menggelitik penulis untuk menelusurinya dan boleh jadi bisa merupakan referensi yang bermanfaat bagi yang ingin mendalaminya atau mengoptimalkan kemampuan menjadi penyiar radio. Sebenarnya profesi ini tidak cukup hanya dengan bermodalkan bisa bicara saja, penurut penulis lebih dari itu. Banyak yang perlu dipelajari dan dipahami dari sistematika penyajian siaran pada medium yang sangat unik ini. Penyiar radio adalah komunikator dalam kaitannya dengan proses komunikasi. Penyiar radio adalah pengirim pesan untuk khalayaknya. Jadi bisa dibayangkan betapa tidak mudahnya menjadi penyiar radio itu.  Jangan membayangkan mudahnya penyiar radio yang sudah jadi, begitu rileksnya bicara menyampaikan pesan, begitu akrabnya membangun suasana dengan pendengar, menyajikan lagu yang enak didengarkan. Tapi seharunya kita bayangkan adalah bagaimana penyiar radio tersebut bisa mencapai keahlian seperti itu. Proses yang dibangun untuk pencapaian keterampilan penyiar radio memang tidak begitu saja diperoleh, hal ini tentu saja ada proses. Proses inilah yang menentukan seseorang bisa jadi penyiar atau tidak. Proses ini pula yang harus dilalui dengan keseriusan untuk optimalisasi pencapaian . Pertanyaan yang muncul proses apa ? ya , proses pebelajaran kepenyiaran radio secara terus menerus untuk memahami, dan dapat melaksanakan dengan baik profesi di bidang kepenyiaran.  Pada dasarnya setiap orang bisa jadi penyiar radio, dengan syarat “tidak bisu”. Seorang filsup Aristoteles mengatakan bahwa komponen komunikasi itu ada tiga hal penting, yaitu : “Science ( Ilmu Pengetahuan)” , “ Art (Seni) “, dan “Skill (Keterampilan)”.  Tinjauan dari sisi science atau ilmu pengetahuan , adalah sebuah proses yang panjang dari seseorang yang mempunyai keinginan menjadi penyiar radio dengan terus belajar dan tidak cepat puas. Sebagai contoh misalnya belajar memahami proses komunikasi siaran radio dengan model-model komunikasi apa saja yang berkaitan dengan medium radio ini. Kemudian pahami pula karakteristik medium radio dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Pahami spesifikasi musik dan bentuk siaran di radio. Selanjutnya pahami pula bagaimana menulis di radio karena keterampilan menulis akan sangat membantu melakukan siaran. Selain itu akan sangat membantu ketika penyiar harus membuat naskah sendiri atau setidaknya bisa mengoreksi tulisan orang lain untuk kepentingan siaran. Menulis di radio akan sangat berbeda dengan media cetak. Kemudian yang perlu dipelajari lainnya adalah bagaimana bicara didepan mikropon, mulai dari gaya bicara hingga kualitas suara yang perlu ditampilkan. Penyiar radio perlu juga memahami fungsi dan cara kerja peralatan siaran seperti “audio console”; “CD player”,”Tape player”, “Turntable”, dll. Selain paham penyiar harus mengetahui juga bagaimana mengoperasikannya. Setelah semua pendukung siaran dimengerti maka jangan lupa tingkatkan wawasan pengetahuan baik sosial, budaya, politik, ekonomi, dan lain sebagainya untuk referensi materi bicara dari berbagai aspek kehidupan dan keilmuan. Sedangkan dari sisi “Art”, bahwa setiap orang memiliki seni tersendiri, baik dalam bicara maupun keindahan. Oleh karena itu seorang penyiar harus bisa tampil menarik ketika melakukan siaran sehingga bisa menarik perhatian pendengar. Jadilah diri anda sendiri dan jangan menjadi orang lain. Komponen selanjutnya adalah “ Skill” atau keterampilan, untuk hal ini mau tidak mau, suka tidak suka dalam upaya optimalisasi pencapaian keterampilan kepenyiaran radio perlu melakukan latihan secara terus menerus agar menjadi kebiasaan. Jika sudah terbiasa maka proses selanjutnya adalah meningkatkan hal-hal lain yang berhubungan untuk menjadi penyiar radio profesional.

Minggu, 06 November 2011

cara mudah menjadi seorang broadcaster

CARA MENJADI BROADCASTER YANG BAIK (by : Udje Pratama fm Solo)

 
Untuk menjadi seorang broadcaster tentunya yang paling penting adalah niat. He…he… . Aslinya.., serius.., karna pada dasarnya manusia diberikan kemampuan yang sama oleh allah SWT untuk semua bidang tentunya. Namun, terkadang kemampuan atau skill seorang individu itu sendiri jarang distel dan diaktifkan oleh kita, sehingga tak jarang, dan tidak aneh, kalau manusia itu beragam dalam hal ilmu dan kemampuannya. Ada yang suka pelajaran Bhs. Inggris namun tidak suka pelajaran matematika, begitupun sebaliknya, suka matematika, namun giliran dikasih Ving jadi vusing. Begitupun dengan temen-temen yang suka dengan dunia broadcase, yang harus dilakukan pertamakali untuk terjun ke dunia broadcase adalah menyetel dan mengaktifkan dulu otak broadcasenya ya…!
Perlu diketahui bahwa broadcase selalu diidentikan dengan radio loch…, artinya kita harus kenalan dulu sama radio. Radio itusendiri identik dengan yang namanya musik.
DJ atau Announcer
Ada beberapa sebutan untuk sebutan seorang DJ.
1. DJ radio sering disebut Announcer atau penyiar radio
2. DJ clubbing sering disebut ampuni aku DJ oleh JAGOSTU (he…..he..)
Temen-temen tau dwong DJ yang satu ini sering muterin lagu disco yang di sebuah kafe-kafe malam yang bunyinya ajep-ajep itu loch…
3. DJ perangkai lagu dan
4. DJ mobile yaitu orang yang biasanya menjadi DJ di sebuah undangan-undangan sebuah acara biasanya perkawinan
Nah.. sekarang, tergantung temen-temen nich.., pengen jadi DJ yang mana, yang pasti dhoni punya kiat-kiat pokok yang harus dimiliki sama seorang broadcase tentunya:
1. Mempunyai Skill
Terkadang suka banyak banget orang yang meremehkan syarat yang satu ini, mereka berfikiran bahwa siaran itu gampang, tinggal cuap-cuap doang, trus muterin lagu udah wah, wah…. Kalo temen-temen berfikiran begitu berarti temen-temen belum termasuk kedalam criteria penyiar yang professional. Berbicara di udara tentunya lebih sulit daripada berbicara didarat, dalam pergaulan sehari-hari, kenapa? Karena saat temen-temen siaran, temen-temen tidak bisa melihat lawan bicara temen-temen. Dan disinilah dibutuhkan imajinasi yang kuat untuk membayangkan dan merasakan suasana saat temen-temen sedang berbicara dengan pendengar, walaupun memang orangnya tidak ada di hadapan temen-temen. Makanya, perlu latihan ilmu kepenyiaran dan dasar-dasar Announcer’s skill, diantaranya adalah berbicara, membaca skrip, dan menulis skrip. Kualitas vocal yang baik bisa dibentuk dengan :
a. suara diagrafma, yaitu suara dari rongga perut tadi
b. suara yang berirama artinya tidak lempeng atau datar-datar saja cobalah dengan melakukan penekanan pada kata-kata tertentu
c. mengatur kecepatan berbicara pada posisi yang nyaman
d. senyum, karna senyum akan mempengaruhi suara yang teemen-temen keluarkan loch.., bila dibarengi dengan senyum, suara temen-temen akan terdengar ceria dan asyik, coba aja….!!!
2. Punya suara diagrafma
artinya kualitas suara yang diperlukan seorang penyiar adalah “suara perut” atau suara yang keluar dari rongga badan antara dada dan perut. Itulah yang disebut suara diagrafma.mengapa harus suara diagrafma sich…? Karna kalau temen-temen menggunakan suara ini, maka insya allah suara yang akan keluar nantinya akan lebih berenergi, bulat, dan tentunya akan terdengar jelas. Jadi temen-temen tidak perlu berteriak. Cara melatih suara diagrafma bisa dilakukan bengan cara berlatih meneriakan huruf vocal seperti AIUEO dengan membuka mulut sebesar-besarnya, dari mulai nada rendah ke nada tinggi, begitupun sebaliknya.
3. Artikulasi jelas
temen-temen mungkin sering mendengar orang kalau sedang berbicara, terdengar terlalau cepat atau terlalu balelol gimana gitu, sehingga temen-temen tidak mengerti, apasih yang dikatakan orang tadi. Itulah yang disebut artikulasi yang krang jelas, supaya artikulasi temen-temen baik saat mengucapkan kata-kata khususnya pada huruf vocal, maka bisa dilatih dengan tarik nafas dalam-dalam, lalu teriakan huruf volalnya dengan bulat dari nada rendah ke tinggi, begitupun sebaliknya. Lalu kalaqu bisa teriak sekeras-kerasnya menggunakan huruf-huruf vocal tersebut. Setelah itu cobadeh ambil sebuah bacaan apa saja, lalu baca pelan seakan tersendat-sendat membacanya, tapi mdengan lebih menekankan suara pada huruf vokalnya. Contoh : “selamat pagi pendengar”
dibaca “Seeeee….laaaaa….maaaaaaa.tttttt paaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa…giiii…. Peeeee…..ndeeeeeeee…ngaaaaaaa…..rrrrr.(pake tenaga ya…..)
Prinsip Dasar Saat Siaran
Pokoknya, ketika temen-temen berada di ruangan siaran, yang paling penting adalah mulai focus, jangan tegang, bayangkan temen-temen sedang berbicara pada satu orang pendengar saja yang sekarang sedang duduk di hadapan temen-temen. Dan yang paling penting adalah SENYUM LAH……!!!hehehehe

perkembangan broadcasting

. Televisi dan Perkembangannya
Dengan berkembangnya pertelevisian Indonesia sejak tahun 1990 an, dan seturut berkembangnya media informasi khususnya televisi membuat dunia semakin hari semakin ramai dengan beragamnya acara dan informasi yang langsung dapat dinikmati melalui media electronic televisi. Meskipun arus informasi yang mengalir mempunyai dampak positif dan negatif namun hal tersebut tidak bisa dielakan karena perubahan jaman yang sangat dinamis. Keberadaan perkembangan arus informasi, sebenarnya berjalan secara alamiah sesuai perkembangan peradaban manusia itu sendiri. Berdasarkan Teori Alfin Tofler dalam bukunya yang berjudul The Third Wave, dijabarkan mengenai siklus peradaban manusia dalam tiga (3) kategori utama, yaitu : 1). Peradaban Pertama : ditandai dengan penemuan-penemuan dibidang pertanian. 2). Peradaban Kedua : ditandai dengan revolusi industri. 3). Peradaban Ketiga : dikembangkannya revolusi ilmu pengetahuan dan teknologi. Dari ketiga peradaban tersebut, peradaban ketiga yang saat ini menjadi sorotan seluruh dunia maupun bangsa Indonesia untuk tetap berperan aktif dan terlibat dalam perkembangan pertelevisian serta dapat bersaing dengan negara-negara lain.
Sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi khususnya televisi broadcast, hadirnya undang-undang No. 32 tahun 2002 tentang penyiaran, dimana undang-undang tersebut memberikan peluang dan kesempatan bagi berdirinya stasiun televisi broadcast yang baru. Dalam Undang-Undang penyiaran ini, seperti pada pasal 31 bagian kesembilan tentang Stasiun Penyiaran dan Wilayah Jangkauan Siaran terdapat ayat-ayat yang berbunyi : 1). Lembaga Penyiaran yang menyelenggarakan jasa penyiaran radio atau jasa penyiaran televisi terdiri atas penyiaran jaringan dan/atau stasiun penyiaran lokal. 2). Lembaga Penyiaran Publik dapat menyelenggarakan siaran dengan sistem stasiun jaringan yang menjangkau seluruh wilayah negara Republik Indonesia. 3). Lembaga Penyiaran Swasta dapat menyelenggarakan siaran melalui sistem jaringan dengan jangkauan terbatas. 4). Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan sistem stasiun jaringan disusun oleh KPI bersama Pemerintah. 5). Stasiun penyiaran lokal dapat didirikan di lokasi tertentu dalam wilayah negara Republik Indonesia dengan wilayah jangkauan siaran terbatas pada lokasi tersebut. 6). Mayoritas pemilikan modal awal dan pengelolaan stasiun penyiaran lokal diutamakan kepada masyarakat di daerah tempat stasiun lokal itu berada.
Munculnya Undang-Undang penyiaran ini, sekalipun dikatakan telat setelah beberapa stasiun televisi melakukan siarannya, namun perlu diapresiasi secara positif bahwa telah menjadi sebuah regulator bagi pelaksanaan sistem penyiaran stasiun televisi di Indonesia. Hal ini terlihat bahwa sebelum Undang-Undang ini lahir pada tahun 2002, pengoperasian stasiun televisi sejak tahun 1990 seperti Televisi Republik Indonesia (TVRI) hanya dikenal dengan tontonan siaran hiburan dan berita TVRI (dan bukan Penyiaran Publik sesuai PP No. 11 dan No. 13 tahun 2005). Setelah itu sekitar tahun 1994 dunia pertelevisian Indonesia diramaikan dengan hadirnya lima (5) stasiun televisi, antara lain : Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI), Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan/Keluarga Indonesia (TPI), Andalan Televisi (ANTEVE), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR), yang kesemuanya telah mengudara (on air) secara Nasional. Kelima stasiun inilah yang kemudian sesuai dengan lahirnya UU No.32 tahun 2002 dikenal dengan nama Lembaga Penyiaran Swasta (bagian kelima pasal 16 ayat 1).
Dengan semakin berkembangnya teknologi pertelevisian di Indonesia, maka lima (5) tahun kemudiantepatnya tahun 1999 melalui Departemen Perhubungan (d/h Departemen Penerangan) dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Penerangan No. 286/SK/Menpen/1999 telah memberikan izin kepada lima (5) perusahaan stasiun Televisi Swasta baru, yaitu : PT. Televisi Transformasi (Trans TV), TV7 ( yang kemudian merger/bergabung dengan Trans TV dan dinamakan Trans7 hingga kini), PT. Global Informasi Bermutu (Global TV), Lativi, dan Mtero TV. Dengan berkembangnya broadcast pertelevisian yang begitu pesat sampai dengan saat ini, terlihat stasiun-stasiun telavisi baik skala Nasional maupun Lokal daerah mengambil peran dan turut meramaikan perkembangan teknologi pertelevisian Indonesia.

awal mula sebuah broadcasting

Teknis definisi penyiaran akan penyaluran yang tepat dan distribusi sinyal audio dan video. Sinyal-sinyal ini membantu dalam pengiriman berbagai program untuk audiens yang berbeda. Biasanya, khalayak yang tersebar ke dalam berbagai macam set. Mereka bisa menjadi orang besar di tempat umum atau mereka bisa yakin sub-bagian dari orang-orang dalam kelompok.

Penyiaran dapat menemukan akar melekat pada transmisi radio dan telegrafi nirkabel karena bahkan mereka adalah transmisi sinyal dalam format yang berbeda sekalipun. Dari penggunaan rahasia radio dan sinyal radio dalam perang dunia ke Podcasting hari ini, penyiaran telah menempuh jalan keluar lama. Dimulai dengan Charles Herrold mencoba berbagai varietas panggilan untuk mengatur sinyal radio dan kemudian lulus menuju tahap pemerintah AS mengakui perlunya untuk transmisi sinyal radio dan operator yang diperlukan untuk tujuan tersebut.

Dari radio transisi mengambil alih ke sektor media televisi. Sumber pendapatan mulai cenderung ke arah televisi. Perubahan ini terjadi pada tahun 1950 di berbagai belahan dunia. Walaupun program radio sedang disiarkan setelah penemuan televisi tapi oleh 1960-an banyak jaringan radio berhenti memproduksi program. Bahkan dalam siaran televisi, ada transisi dari monoton hitam dan putih dengan tahapan berwarna.

Berbicara tentang sejarah, yang terlihat adalah televisi. Ada pertandingan bisbol yang ditayangkan di televisi, yang di tahun 1930-an. Selama hari-hari itu hanya radio siaran yang lebih luas tetapi dengan munculnya televisi, banyak perusahaan radio siaran harus menjual. Hal ini dimulai dengan program reguler, berkembang terhadap penyiaran berbagai macam permainan dan banyak lagi. Proper penyiaran komersial tidak dimulai sampai akhir tahun 1940-an di Amerika Serikat. Bahkan warna penyiaran telah disetujui pada awal tahun 1950-an. Warna penyiaran awalnya Jerman paten pada tahun 1904. Ia tidak sampai 1954, siaran warna telah disetujui.

Dari program radio konvensional dan saluran ada suatu evolusi dari radio AM ke stasiun-stasiun radio FM. Mereka mengubah pandangan seluruh siaran radio. Dengan munculnya radio FM, mulai ada penurunan radio AM karena alasan seperti jangkauan sinyal miskin di radio AM, biaya lebih rendah dari penerima FM dan sangat sempit bandwidth AM radio. Perubahan ini terjadi pada 1970-1990.

Sebuah milenium baru tiba dan dengan itu datang fenomena digital radio dan penyiaran langsung oleh satelit di Amerika Serikat. Dari radio digital muncul penyiaran digital di seluruh dunia. Bahkan televisi hari-hari ini adalah disiarkan secara langsung oleh satelit.

Penyiaran telah berkembang dari tahap didanai pemerintah kepada masyarakat dan yang disebut penyiaran pelayanan publik. penyiaran layanan masyarakat adalah yang paling lazim di industri penyiaran. Televisi, radio dan beberapa media seperti yang menerima dana dari masyarakat berada di bawah sektor penyiaran pelayanan publik. Layanan penyiaran publik telah mengubah pandangan lengkap penyiaran.

Perubahan peralatan penyiaran dan teknologi berlangsung sangat cepat dan pertumbuhan selalu pada kurva progresif. Banyak hal yang terjadi pada tanggal dan bahkan masih banyak untuk datang dalam teknologi penyiaran.